Loading...
Perhatian umat Islam kini tersedot kepada kehadiran Zakir Naik, dai internasional dari India. Zakir dikenal sebagai ahli perbandingan agama.
Ceramah-ceramahnya selalu dihadiri ribuan orang. Salama kiprahnya dalam berdakwah, ia dimudahkan Allah mengislamkan ratusan orang di dunia.
Zakir sering berdebat dengan para pendeta. Bahkan pernah melayangkan tantangan debat terbuka kepada Paus Yohanes Paulus II. Hingga sekarang tantangan itu belum dijawab
Selain hafal al Quran dan Shahih Bukhari, murid Ahmad Deedat ini juga menguasai kitab agama non Islam, seperti Bibel, Weda, Tripika, Bhagavad Gita dan lain-lain. Begitu menguasainya kitab-kitab tersebut, tak jarang ia mengoreksi jika ada pastor atau pendeta yang salah kutip.
Pria yang lahir pada 18 Oktober 1965 di Mumbai India ini, bernama lengkap Zakir Abdul Karim Naik. Meski ahli perbandingan agama, gelar formalnya Zakir justru di bidang kedokteran.
Ia peraih gelar MBBS (Bachelor of Medicine and Surgery) di University of Mumbai. Tahun 1991, ia berhenti bekerja sebagai dokter medis dan beralih sepenuhnya ke bidang dakwah.
Zakir lalu mendirikan Islamic Research Foundation (IRF), sebuah organisasi nirlaba yang memiliki dan menyiarkan jaringan TV gratis, Peace TV dan Mumbai. Siaran TV ini sudah ditonton ratusan juta orang dari berbagai Negara, bahkan sampai masuk ke Eropa.
Tentu saja berbagai media tertarik dengan sosok Zakir. Dalam edisi Februari 2009, Indian Express membuat daftar “100 Orang India Terkuat 2009” di antara satu miliar penduduk India. Zakir masuk peringkat 82. Dalam daftar khusus “10 Guru Spiritual Terbaik India”, Zakir ada di peringkat 3. Ia satu-satatunya Muslim dalam daftar ini.
Dalam sebuah ceramahnya, Zakir pernah diminta seorang atheis untuk membuktikan keberadaan Tuhan. Bukannya panik, ia tiba-tiba justru mengucapkan selamat kepada penanya, “Terimalah ucapan selamat khusus saya untuk Anda,” katanya, dikutip dari buku Debat Islam vs Non Islam. Lo kok bisa?
Dia, kata Zakir, berarti menyetujui bagian pertama dari syahadat, yakni la ilaha yang artinya ‘tidak ada Tuhan.’ “jadi setengah tugas saya sudah selesai. Yang tersisa tinggallah illallah atau ‘selain Allah’ yang saya akan jelaskan, insyaallah.”
Untuk menjelaskan Tuhan, Zakir lalu mengambil contoh sebuah mesin baru. Tak seorang pun di dunia ini pernah melihat mesin itu. Kemudian mesin itu diperlihatkan kepada atheis dan kemudian dia ditanya, “Siapa orang pertama yang mampu memberikan keterangan detail tentang mekanisme mesin ini?”
Setelah berfikir sejenak, si Atheis menjawab, “Pencipta benda ini.” Nah, adanya mesin itu karena ada penciptanya. Demikain juga dunia seisinya ini, kata Zakir, tentu ada penciptanya. “Dialah Tuhan,” katanya. (hidayatullah)
Loading...