Loading...
Coba kita baca Q.S. Al Qashash ayat 22:
Wa lammaa tawajjaha tilqaa a madyana qaala.
Ini doa ketika Nabi Musa a.s. keluar dari Mesir dengan selamat. Alhamdulillah. Tidak ada pasukan Fir’aun yang melihat Nabi Musa a.s. Begitu keluar, yang dilihat padang pasir. Kemudian Allah memberikan petunjuk kepada Nabi Musa a.s, “Ke Madyan, Musa!”
Ketika itu, Nabi Musa baru mendengar kata Madyan. Madyan adalah nama suatu negeri yang terletak di Palestina. Palestina itu di mana? Di luar negeri. Sedangkan yang dihadapi oleh Nabi Musa a.s adalah padang pasir. Sohro, padang pasir. Orang Arab bilangnya Bahr. Bahr itu laut, tapi bisa diartikan padang pasir. Bahr. Lautan padang pasir.
Di mana Madyan berada? Ga ada arahnya. Sekarang, kalau kita mau ke Tanah Abang mah tinggal liat petunjuk arah. Ke Slipi, ada juga arah petunjuknya. Nabi Musa a.s. saat itu ga ada petunjuk arahnya. Akhirnya, Allah SWT berfirman, “Qolaa Musa.” Nabi Musa berdoa lagi. Nabi-nabi senjatanya adalah doa. Apa doanya?
“Asaa rabbii ayahdiyanii sawaa as sabiil.”
Semoga, Tuhanku Allah memberikan aku jalan yang benar.
Sekali lagi, yang Nabi Musa a.s. andelin adalah doa. Nah. Sama nih. Kalau ente nyasar, ini doanya. Misal ente bingung. Tiba-tiba, pas bawa mobil, “Ini ke mana nih?” Sebelum nanya sama orang, coba deh doa dulu. “Asaa rabbii ayahdiyanii sawaa as sabiil”. Baru deh kita nanya, “Pak, Slipi mana, Pak?” Abis nanya, lanjut lagi doa “Asaa rabbii ayahdiyanii sawaa as sabiil”. Doa inilah yang menjadi andelan kita.
Di kejadian lain, ketika yang ente temui malah jalan buntu, ente berseru, “Nah, lho. Ni ane di mana nih?” Segera ucap “Asaa rabbii ayahdiyanii sawaa as sabiil. Asaa rabbii ayahdiyanii sawaa as sabiil. Asaa rabbii ayahdiyanii sawaa as sabiil. Asaa rabbii ayahdiyanii sawaa as sabiil.”
Cakep nih. InsyaaAllah, nanti ketemu jalannya. Asik, ya, belajar dari kisah-kisah? Asyik, ya?
Balik ke cerita Nabi Musa a.s. Kemudian, Allah kirim satu malaikat bawa tongkat dateng ke bumi. Malaikat ini membuat sebuah garis di padang pasir dengan tongkatnya. Nabi Musa a.s. sampe ga ngeliat jalannya tongkat itu. Itu tongkat jalannya cepet.
Kata Allah, “Ikuti jalan itu.” Kun fayakun. Idzaa araada syaiaa ayyaquula kun fayakuun. Sesungguhnya keadaannya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka terjadilah ia.
Ulama-ulama menjadikan doa ini bukan sekadar doa nyasar nyari jalan, tapi juga menjadi doa nyari jalan keluar buat untung bisnis. Lagi butuh petunjuk, baik itu petunjuk jalan, maupun petunjuk jalan kehidupan. Ini doanya. Asaa rabbii ayahdiyanii sawaa as sabiil.
Bingung mau kerja apa? Duit ada, tapi kerja buat apaan? Apa dagang siomay? Apa dagang soto? Apa dagang korma? Nanti jalannya ada. Insya Allah.
(Sumber gambar: www.kaskus.co.id)
Loading...