Loading...
Pedagang menjajakan timun suri di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Rabu (8/6). Selama bulan Ramadan, timun suri menjadi salah satu buah yang banyak dicari warga sebagai menu berbuka puasa, dengan harga Rp6 ribu perkilo. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)
Mata Tasbih, Jakarta - Kamu pasti sudah tak asing dengan buah yang satu ini. Ya, timun suri memang banyak kita temui ketika momen bulan Ramadan tiba. Namun, pernahkah kamu berpikir mengapa buah berwarna kuning itu hanya muncul di bulan puasa?
Memasuki bulan Ramadan, pedagang timun suri memang mendadak bermunculan. Tak heran jika buah ini banyak diburu karena menjadi salah satu buah yang difavoritkan banyak masyarakat Tanah Air untuk dijadikan sebagai minuman ketika berbuka puasa.
Anehnya, ketika di luar bulan Ramadan, timun suri sulit dicari dan jika ada yang menjual pasti tidak akan ada orang yang tertarik membeli, karena buah ini identik dimakan ketika bulan Ramadan.
Buah ini sebenarnya tidak tergantung musim tertentu untuk berbuah. Namun, buah ini menjadi buah musiman khususnya bagi masyarakat Jakarta. Sayangnya tidak ada rekaman sejarah yang jelas mengenai musim tanam timun suri.
Sebuah informasi menjelaskan, tanaman ini dibudidayakan setiap saat, seperti melon, semangka dan timun di daerah pesisir barat pulau Jawa. Di daerah tersebut, penanaman timun suri tidak mengenal musim-musiman.
Sehingga sudah menjadi kebiasaan permintaan akan konsumsi timun suri melonjak pada bulan Ramadan, sedangkan di bulan biasa sepi permintaan. Maka tak heran jika para petani berlomba-lomba menanam timun suri menjelang Ramadan.[liputan6/MT]
Loading...