Kejam! Penganiayaan Disiarkan Langsung Lewat Instagram, Lihat yang Terjadi...

Loading...


Berawal dari masalah utang piutang, WU harus mengalami trauma mendalam setelah menerima penyekapan selama 17 jam. Tak hanya disekap, WU juga mendapatkan penganiayaan dari salah seorang pengusaha dekorasi berinisial MT dan anak buahnya, Senin (8/5) lalu.

Berawal dari WU, yang sedang berada di rumahnya didatangi oleh MT bersama beberapa anak buahnya pada pukul 19.30 Wita. Saat itu terjadi pembicaraan keduannya terkait pemakaian alat dekorasi yang belum dibayarkan oleh WU pada sebuah acara yang pelajar salah satu sekolah negeri di Tarakan.

“Saya memiliki usaha Event Organizer (EO) dan berkerjasama dengan MT terkait pemakaian alat dekorasi sudah hampir 3 tahun. Saat itu saya berbicara dengannya terkait pembayaran yang belum bisa saya lakukan karena adanya masalah dalam keuangan saya,” tutur WU, Kamis (11/5).

Mendengar penjelasan WU, yang belum bisa membayar hutangnya. MT saat itu naik pitam dengan memaksa WU untuk ikut dengan menaiki mobilnya menuju ke gudang dekorasi milik MT.

“Di dalam gudang tersebut saya diancam oleh MT dengan disaksikan anak buah dan belasan pelajar dari sekolah yang sebelumnya menggunakan jasa EO saya, agar membayar hingga pukul 00. 00 Wita,” ungkap WU.

Bila dalam waktu yang ditentukan oleh MT, dia tidak mendapatkan uang untuk membayar utangnya, maka dia diancam akan dipukul beramai-ramai dengan anak buahnya yang berjumlah sekitar 7 orang.

“Saat itu saya berusah menghubungi beberapa keluarga maupun teman saya, namun hasilnya nihil,” tuturnya.

Tepat pukul 00.00 Wita yang ditentukan MT yang tidak bisa membayar utangnya, maka WU langsung dianiaya oleh MT dengan cara ditendang dan dipukul dibeberapa bagian tubuh.

“Tidak hanya MT saja yang memukul saya, anak buahnya yang berjumlah sekitar 7 orang dan salah seorang pelajar yang ada di situ ikut menganiaya saya pada saat itu,” ungkapnya.

Parahnya lagi, kejadian pengeroyokan tersebut direkam secara live streaming lewat medsos Instagram oleh salah satu pelajar yang memiliki akun riskyjulistian_ dan ditoton dengan bebas para pengguna media sosial (medsos).

“Usai dianiaya oleh MT dan beberapa orang yang digudang, saya kembali diancam bila tidak cepat melunasi utang tersebut, saya akan dibunuh dan dikubur di belakang gudang miliknya. Selain itu kedua telinga saya akan di potong untuk di jadikan alat klakson, menurut dia (MT) kedua telinga saya sudah cukup untuk melunasi utang saya,” bebernya.

Setelah mendengar ancaman MT, WU didatangi salah seorang anak buah MT berinisial AO yang ikut memberikan kata intimidasi kepada dirinya.

“Setelah mengintimidasi saya, AO langsung memukul belakang leher saya dan jatuh tersungkur ke depan, melihat saya sudah tak berdaya AO menginjak tulang rusuk saya, saya juga melihat saat itu MT ikut memukul saya kembali,” ucapnya.

Setelah puas menganiaya, WU dibiarkan disekap di dalam gudang yang dalam posisi terkunci dari luar. WU dilarang keluar hingga dapat melunasi hutang-hutangnya, dirinya juga diberikan waktu esok harinya hingga pukul 14.00 Wita, bila hutang tersebut belum bisa dilunasi dirinya akan mendapatkan penganiayaan serupa yang bahkan dari ancaman MT lebih parah dari yang sebelumnya.

“Saya bangun pukul 07.00 Wita, pada saat itu saya menelpon MT untuk memohon agar membiarkan saya keluar dari gudang untuk bertemu keluarga saya membicarakan terkait masalah ini,” ungkapnya.

Sekitar pukul 12.00 Wita, WU keluar dari gudang bahkan dikawal oleh beberapa anak buah MT dan pelajar yang sebelumnya memakai jasa EO WU.

“Pelajar ini bahkan mengikuti saya sampai ke rumah orang tua saya,” ucapnya.

Sampai di rumah orang tuanya, betapa kagetnya ibu WU melihat kondisi anaknya yang sudah babak belur dihajar oleh MT bersama anak buahnya pada malam hari sebelumnya.

“Orang tua saya tidak terima dan menyarankan saya melaporkan hal ini ke pihak kepolisian, mengingat tindakan yang dilakukan MT dan anak buahnya sudah masuk kategori tindakan kriminal,” ujarnya.

Atas pertimbangan tersebut, dia langsung melaporkan kejadian itu ke Polres Tarakan pada Selasa (9/5), untuk dilakukan pengusutan terkait tidakan penyekapan dan pengeroyokan yang dialaminya. Hal ini terlihat dengan surat Tanda Bukti Lapor Nomor : TBL/96/V/2017/Kaltim/Res Trk. Namun laporan ini, dicabut oleh WU pada pada Kamis (11/5), karena akan menyelesaikan permasalahan dengan cara kekeluargaan. (pj)

Loading...
close
Loading...