Loading...
Pihak TNI akhirnya memberikan pernyataan tegas terkait keributan yang terjadi di Padang Bulan, Waena, Jayapura, Papua yang disebut-sebut muncul karena adanya kitab suci yang terbakar di belakang kediaman Kasrem 172/PWY.
TNI memastikan akan bertanggungjawab dengan kejadian ini dan memproses semuanya secara tuntas. Namun dari hasil penyelidikan, disimpulkan bahwa tak ada unsur kesengajaan dari kejadian tersebut. Namun kasus tersebut tetap diproses.
Di samping itu, TNI juga meminta publik jangan mudah terprovokasi dan disusupi mengingat kejadian ini sudah ditangani. "Saya akan bertanggungjawab dan akan memproses secara transparan. Tapi ingat yang dibakar belum diketahui apakah benar kitab suci atau bukan," kata Pangdam XVII Cenderawasih, Mayjen TNI George Elnadus Supit kepada wartawan saat mengunjungi kediaman Kasrem 172/PWY, Jumat (26/5).
Pangdam yang kemarin datang bersama mantan Pangdam XVII/Cenderawasih yang saat ini menjabat Wakasad, Mayjen TNI Hinsa Siburian menegaskan bahwa Kasrem bertanggungjawab penuh atas semua rumahnya termasuk anggotanya yang bekerja. Dari kejadian tak mengenakkan ini, dia melihat tak ada unsur kesengajaan dalam kasus tersebut.
"Ada anggota yang bekerja bersih-bersih dan mengumpulkan barang-barang yang tak dipakai namun tidak diperiksa secara detail, main dilempar saja ke bak sampah lalu dibakar," jelasnya.
Pangdam Geroge Supit memastikan kembali tak ada unsur kesengajaan apalagi Kasrem beragama Katolik dan tidak mungkin membakar kitab suci. "Saya potong langsung lehernya jika ia sengaja. Pangdam langsung yang potong, jangan orang lain jika betul terjadi kesengajaan," tegasnya.
Saat ini dikatakan baru 2 orang yang dimintai keterangan dan Pangdam meminta masyarakat bijak memanfaatkan medsos. "Berikan kepercayaan kepada kami dan kami jamin diproses sebenar-benarnya. Berpikir jangan dengan emosi," bebernya.
Wakasad Mayjen TNI Hinsa Siburian menambahkan bahwa ada situasi yang sangat manusiawi. Anggota yang berjaga di kediaman Kasrem membersihkan gudang kemudian membakar barang-barang yang tak digunakan. Namun Hinsa menyampaikan bahwa anggota tersebut tak tahu jika di dalam ada buku yang disebut-sebut sebagai kitab suci.
"Ia tidak tahu jika ada beberapa buku yang disebut-sebut kitab suci dan Kodam sudah menyerahkan ke POM sehingga kita tak bisa menghakimi," bebernya.
Kasrem sendiri menurut Hinsa bernama Yohanes dan saat kejadian sedang berada di gereja sehingga ia memastikan tak ada niat untuk membakar apalagi prajurit juga disumpah kepada Tuhan sesuai ajaran agama masing-masing. "Jadi saat kejadian Kasrem sedang berada di gereja," imbuhnya.
Kasrem 172/PWY, Letkol Inf Yohanes Krismadi menambahkan bahwa dirinya tak tahu persis kejadian keributan tersebut karena sedang berada di gereja.
Namun yang sedang berada di rumah adalah anak dan istrinya yang kini merasa trauma. Apalagi dikatakan ada niat membakar rumah yang ketika itu di dalamnya ada anak dan istrinya. "Kami sudah minta mereka berhenti namun massa tetap melempar, bahkan ada yang berencana membakar. Saat ini anak istri saya trauma,” sesalnya. (jpg)
Loading...