Loading...
Manajemen Cafe dan Karaoke Venus mempertimbangkan kemungkinan menuntut para pihak yang membuat video tak pantas di ruang 12.
Sebab akibat video itu, nama baik Venus tercoreng.
Hal itu juga berdampak hilangnya potensi pendapatan.
“Kami masih konsultasi ke owner dulu, karena ini menyangkut nama baik,” kata Dita Bayu Nugraha, Manajer Operasional Venus kepada SURYAMALANG.COM, Kamis (8/2/2018).
Venus berhenti beroperasi selama dua hari.
Sebab, penyidik Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA) Polores Tulungagung memasang garis polisi di pintu masuk utama.
Bayu mengaku mengalami kerugian sekitar Rp 50 juta.
Setelah garis polisi itu dibuka, Karaoke Venus tidak bisa langsung beroperasi.
Sebab mayoritas karyawan sudah terlanjur pulang kampung.
“Para karyawan berpikir ditutup lama.”
“Makanya mereka pulang kampung.”
“Tinggal menunggu saja kapan mereka bisa bekerja kembali,” tambah Bayu.
Kejadian video tak pantas yang direkam di Venus menjadikan pelajaran bagi Bayu.
Pihaknya akan kembali menegakkan pengawasan internal agar tidak ada kejadian serupa.
“Ini juga menjadi peringatan bagi pengelola karaoke lain.”
“Sebab kejadian yang sama bisa saja terjadi di karaoke lain,” ujarnya.
Bayu yakin para pelanggan Venus tidak akan kabur karena kejadian ini.
Sebab Venus mempunyai layanan unggulan yang tidak ditemukan di karaoke lain.
Sebelumnya, masyarakat Tulungagung dihebohkan dengan video berdurasi 20 detik pada akhir Januari 2018 lalu.
Meski sangat pendek, video itu menyajikan adegan tak pantas.
Seorang purel sedang tidak mengenakan baju sambil bernyanyi dangdut koplo.
Ada seorang laki-laki di depannya yang menyawer uang pecahan Rp 100.000.
Belakangan diketahui purel itu adalah siswi SMAN Kauman berinisial IR.
Sedangkan laki-laki di depannya adalah siswa SMAN 1 Boyolangu berinisial K.
Selain keduanya, ada tiga remaja laki-laki yang merekam kejadian itu.
Loading...