Loading...
Ledakan bom molotov terjadi di depan Gereja Oikumene, Kelurahan Sengkotek, Samarinda, Kalimantan Timur pada Ahad (13/11). Lima orang terluka. Empat di antaranya anak-anak. Satu anak dinyatakan meninggal dunia.
Aksi ini mendapatkan reaksi keras dari berbagai pihak. Selain pemerintah dan kalangan mahasiswa, kecaman juga disampaikan oleh Majlis Ulama Indonesia melalui Wakil Sekretaris Jenderal (Sekjen) MUI Pusat, KH Tengku Zulkarnain.
Pihaknya menyebutkan, terorisme merupakan tindakan haram dan tidak seharusnya ada. Kiyai Tengku Zulkarnain juga menyampaikan sejumlah pengamatannya, terkait keganjilan aksi.
Oleh karenanya, ia berharap pihak keamanan melakukan pemeriksaan secara tepat, transaparan, dan benar. Sebab jika tidak transpasaran dan profesional, hal itu bisa menyebabkan gejolak di masyarakat.
"Jadi polisi harus bertindak transparan, profesional dan tegas. Jangan dimanfaatkan oleh 'penghianat bangsa' yang mau memanfaatkan situasi mengadu domba bangsa ini," lanjut Tengku.
Baca Juga: Polisi Mencium Bakal Ada Demo Besar-Besaran Lagi, Ini Tanggalnya!
Banyak pihak berspekulasi terkait aksi bom di Samarinda ini. Apalagi isunya berdekatan dengan #AksiDamai411 dan kaos yang bertuliskan 'Jihad Way of Life' oleh pelaku pengeboman tersebut. [Tarbawia]
Loading...